Sabtu, 05 Januari 2013

Kebenaran Islam Mengenai Ubun-Ubun Mendahului Penemuan Saintifik



Gambaran otak manusia bahagian depan yang disebut Allah dalam Al Qur’an Al Karim dengan kata nashiyah (ubun-ubun). Al-Qur’an menyifati kata nashiyah dengan kata kadzibah khathi’ah (berdusta, yang bersalah).
Sepertimana Firman Allah:

نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ

Maksudnya:
Ubun-ubun (orang) yang berdusta, yang bersalah. (Al-’Alaq 96:16)
Bagaimana mungkin ubun-ubun disebut berdusta sedangkan ia tidak berbicara? Dan bagaimana mungkin ia disebut bersalah sedangkan ia tidak berbuat salah?
Prof. Muhammad Yusuf Sakr memaparkan bahawa tugas bahagian otak yang ada di ubun-ubun manusia adalah mengarahkan perilaku seseorang.
“Kalau orang mahu berbohong, maka keputusan diambil di frontal lobe yang bertepatan dengan dahi dan ubun-ubunnya. Begitu juga, kalau ia mahu berbuat salah, maka keputusan juga terjadi di ubun-ubun.”
Kemudian ia memaparkan masalah ini menurut beberapa pakar . Di antaranya adalah Prof. Keith L More yang menegaskan bahawa ubun-ubun merupakan bertanggungjawab di atas pertimbangan-pertimbangan tertinggi dan pengarah perilaku manusia.
Sementara organ tubuh hanyalah melaksanakan keputusan-keputusan yang diambil di ubun-ubun.
Kerana itu, undang-undang di sebahagian negara Amerika Syarikat menetapkan saksi penjahat yang membuat laporan kepada polis dengan mengangkat bahagian depan dari otak (ubun-ubun) kerana merupakan pusat operasi dan instruksi, agar penjahat tersebut menjadi seperti anak kecil menurut yang menerima perintah dari siapa saja.
Dengan mempelajari susunan organ bahagian atas dahi, maka ditemui bahawa ia terdiri dari salah satu tulang tengkorak yang disebut frontal bone. Tugas tulang ini adalah melindungi salah satu cuping otak yang disebut frontal lobe.
Di dalamnya terdapat sejumlah pusat neorotis yang berbeza dari segi tempat dan fungsinya.
Lapisan depan merupakan bahagian terbesar dari frontal lobe, dan tugasnya berkait dengan pembentukan keperibadian individu. Ia dianggap sebagai pusat tertinggi di antara pusat-pusat konsentrasi, berfikir, dan memori.
Ia memainkan peranan yang terstruktur bagi kedalaman sensasi individu, dan ia memiliki pengaruh dalam menentukan inisiasi dan kognisi.
Lapisan ini berada tepat di belakang dahi. Maksudnya, ia bersembunyi di dalam ubun-ubun. Dengan demikian, lapisan depan itulah yang mengarahkan sebahagian tindakan manusia yang menunjukkan keperibadiannya seperti kejujuran dan kebohongan, kebenaran dan kesalahan, dan seterusnya.
Bahagian inilah yang membezakan di antara sifat-sifat tersebut, dan juga memotivasi seseorang untuk bernisiatif melakukan kebaikan atau kejahatan.
Ketika Prof. Keith L Moore membuat penyelidikan mengenai kajian ilmiah dalam ubun-ubun pada seminar internasional di Kairo, ia tidak hanya berbicara tentang fungsi frontal lobe dalam otak (ubun-ubun) manusia.
Bahkan, pembicaraan merangkumi kepada fungsi ubun-ubun pada otak haiwan dengan berbagai jenis. Ia menunjukkan beberapa gambar frontal lobe sejumlah haiwan dan menyatakan, “Pengkajian komparatif terhadap anatomi manusia dan haiwan menunjukkan kesamaan fungsi ubun-ubun.
Ternyata, ubun-ubun merupakan pusat kawalan dan pengaruh pada manusia, sekaligus pada haiwan yang memiliki otak.
Dengan pernyataan tersebut mengingatkan kita tentang firman Allah yang bermaksud;
“Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah (Allah) yang memegang ubun-ubunnya (yang menguasainya). Sesungguhnya Tuhanku tetap di atas jalan yang lurus.”
(Hud 11:56)
Beberapa hadits Nabi SAW yang berbicara tentang ubun-ubun, seperti doa Nabi SAW, “Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu dan anak hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di tangan-Mu….”
Juga seperti doa Nabi SAW, “Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan setiap sesuatu yang Engkau pegang ubun-ubunnya….”
Juga seperti sabda Nabi SAW, “Kuda itu diikatkan kebaikan pada ubun-ubunnya hingga hari Kiamat.”
Apabila kita melihat makna nas-nas di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahawa ubun-ubun merupakan pusat kawalan dan pengendali perilaku manusia, dan juga perilaku haiwan.

Bahagian Otak Manusia Yang Membuat Dusta
Selama ini, para ilmuwan tidak mengetahui di bagian otak mana pada manusia yang paling bertanggung jawab terhadap sebuah dusta atau kebohongan. Orang hanya tahu kalau dusta itu muncul dari sebuah ucapan, tetapi tidak mengetahui ada hubungannya dengan bahagian tertentu dalam otak.
Setelah membuat kajian, akhirnya para ilmuwan menemukan satu kesimpulan. Bahawa, otak bahagian depan yang terletak pada ubun-ubun itulah yang paling bertanggung jawab terhadap terjadinya DUSTA.
Kesimpulan daripada kajian ini, sebenarnya ia telah Wujud Dalam Al-Quran mendahului penemuan saintifik, sepertimana firman Allah Ta’ala didalam Alquran, bahagian otak tersebut disebut dengan nama ‘nashiyah’ atau ubun-ubun. Yang mengagumkan adalah bahawa Al-Quran sejak berabad-abad yang lalu telah berbicara tentang fungsi ubun-ubun ini.
Ketika membuat penyelidikan mengenai fungsi frontal lobe (Ubun-ubun), Prof. Keith L Moore mengatakan; “Pembicaraan tentangnya sebelumnya tidak ada kecuali dalam kitab ini (al-Qur’an al-Karim). Maklumat-maklumat yang kita ketahui tentang fungsi otak itu belum pernah disebutkan sepanjang sejarah, dan kita tidak menemukannya sama sekali dalam buku-buku kedoktoran. Seandainya kita tidak mengumpulkan semua buku pengubatan di masa Nabi S.A.W dan beberapa abad sesudahnya, maka kita tidak menemukan keterangan apapun tentang fungsi frontal lobe atau Ubun-ubun”.
Hal itu menunjukkan bahwa ini adalah ilmu Allah yang pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu, dan membuktikan bahwa Muhammad adalah Utusan Allah.
Pengetahuan tentang fungsi frontal lobe dimulai pada tahun 1842, yaitu ketika salah seorang pekerja di Amerika tertusuk ubun-ubunnya stik, lalu hal tersebut memengaruhi perilakunya, tetapi tidak membahayakan fungsi tubuh yang lain. Dari sini para doktor mulai mengetahui fungsi frontal lobe dan hubungannya dengan perilaku seseorang, Para doktor sebelum itu meyakini bahwa bagian dari otak manusia ini adalah area bisu yang tidak memiliki fungsi.
Maha Suci Allah Yang telah menyatakan fakta ini yang menunjukkan kemukjizatan Al-Quran yang baru ditemui pada masa sekarang ini.
Wallahu’alam….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar