Sabtu, 30 November 2013

Keindahan Bahasa Dan Ketelitian Redaksi Al-Qur`an


Keindahan Bahasa Dan Ketelitian Redaksi Al-Qur`an Banyak pakar baik dari Arab sendiri
maupun dari Barat yang mengakui keindahan bahasa Al-Qur`an.









Berikut kami kutipkanbeberapa pendapat mereka:

George Sale yang merintis penerjemahan Al-Qur`an ke dalam bahasa Inggris menulis
dalam kata pengantar terjemahannya,
antara lain. ..
Al-Qur`an ditulis dalam bahasa Arab dengan gaya yang indah dan paling tinggi
yang tidak dapat ditiru oleh pena manusia.

 Oleh karena itu, Al-Qur`an mukjizat yang besar.

Berbekal mukjizat Al-Qur`an Muhammad muncul menguatkan tugas sucinya.
Dengan mukjizat itu beliau menantang ribuan sastrawan
Arab yang cakap untuk menciptakan satu ayat saja yang dapat dibandingkan dengan gaya
Al-Qur`an. Pada bagian lain kata pengantarnya, ia menulis.

 "Sangat luar biasa dampak kekuatan kata-kata (Al-Qur`an) yang dipilih dengan baik
dan ditempatkan dengan seninya,
 yang dapat menumbuhkan gairah dan rasa kagum orang yang membacanya.



"Musthofa Shodiq Ar-Rofi`ie, seorang sastrawan Arab yang masyhur mengakui,
antara lain.
"Tuhan menurunkan Al- Qur`an dalam bahasa ini (Arab, pen) dengan susunan
 tersendiri, membuat orang tidak berdaya menirunya, baik susunan (ayat- ayatnya, pen)
 yang pendek maupun yang panjang.
 ...Karena dia adalah pembersihan bahasa dari kekotorannya."

Dr. Thoha Husein, sarjana Mesir yang sangat terkenal di dunia Barat mengakui.
 "Kata-kata terbagi tiga, yakni puisi, prosa, dan Qur`an. Akan tetapi Qur`an
 memiliki gaya tersendiri, bukan puisi dan bukan prosa. Qur`an adalah Qur`an.
 Ia tidak tunduk pada aturan prosa dan puisi.
Ia memiliki irama sendiri yang
dapat dirasakan pada susunan lafalnya dan urutan ayatnya."
Tentu saja hanya orang yang memahami bahasa Arab yang dapat merasakan keindahan
bahasa Al-Qur`an.



 Sebagaimana ditegaskan oleh Dr. M. Quraish Shihab dalam bukunya
 Membumikan Al-Qur`an, bahwa tidak mudah untuk mengetahui keindahan bahasa Al-Qur`an
khususnya bagi kita yang tidak memahami dan tidak memiliki "rasa bahasa" Arab.
Sebab keindahan diperoleh melalui "perasaan", bukan melalui nalar. Namun demikian,
 menurut M. Quraish Shihab ada satu atau dua hal menyangkut redaksi Al-Qur`an yang
dapat membantu pemahaman aspek pertama ini.

"Seperti diketahui, seringkah Al-Qur`an "turun" secara spontan, guna menjawab pertanyaan
 atau mengomentari peristiwa. Misalnya pertanyaan orang Yahudi tentang hakikat ruh.
 Pertanyaan ini dijawab secara langsung, dan tentunya spontanitas tersebut tidak memberi
peluang untuk berpikir dan menyusun jawaban dengan redaksi yang indah apalagi teliti.

Namun demikian setelah Al-Qur`an rampung diturunkan dan kemudian dilakukan analisa
 serta perhitungan terhadap redaksi-redaksinya, ditemukan hal-hal yang sangat menakjubkan.
 Ditemukan antara keseimbangan yang sangat serasi antara kata-kata yang digunakannya,
 seperti keserasian jumlah dua kata yang bertolak belakang.


Allahuakbar.. Injil Asli yang Menggemparkan Dunia Itu, 12 Tahun Dirahasiakan, Menjelaskan Nabi Isa Tidak Disalib dan Membenarkan Nabi Muhammad SAW

*

Bismillahir-Rah maanir-Rahim … Belum lama ini, pemerintah Turki mengumumkan tentang penemuan Kitab Injil Asli Barnabas, salah satu murid pertama Yesus (Isa Almasih).

Hal yang tentu saja mengejutkan banyak pihak, termasuk kubu Vatikan itu sendiri.Sebagaimana diberitakan oleh DailyMail, basijpress dan NationalTurk, bahwa Injil Barnabas asli tersebut ditemukan pada tahun 2000 lalu di Turki, namun ditutupi oleh pemerintah Turki selama lebih dari 12 tahun, dan baru sekarang di beberkan ke publik.Lembaran-lembaran kulit hewan itu ditulis dengan huruf Syriac dengan dialek bahasa Aram, bahasa yang sama seperti bahasa yang umum dipakai pada masa Yesus Isa Almasih.

Injil Asli Barnabas

Pemerintah Turki menyakini bahwa kitab kulit hewan tersebut adalah Injil Barnabas orisinal.Hal yang menarik dari Kitab Injil Barnabas Asli asal Turki tersebut menyatakan bahwa YESUS TIDAK PERNAH DI SALIB, dan terdapatnya ayat-ayat yang menyatakan bahwa Islam adalah agama yang benar serta pengakuan tentang kehadiran Nabi Akhir Jaman, Muhammmad SAW.

Pengakuan itu terdapat pada bab 41 dari Kitab Barnabas yang ditemukan di Turki tersebut. Berikut ini terjemahannya :”Allah telah menyembunyikan diriNya sebagai Malaikat Agung Michael berlari mereka (Adam dan Hawa) dari surga, (dan) ketika Adam berbalik, ia melihat bahwa di atas pintu gerbang ke surga tertulis “La Ela ELA Allah, Mohamad Rasul Allah”Kitab yang masih menjadi perdebatan tersebut disebutkan kini disimpan di Justice Palace, Ankara, Turki dengan pengawalan ketat polisi bersenjata lengkap dan keamanan maksimum.

Pihak Iran lewat Basij Press menyatakan bahwa apa yang tertulis di kitab Barnabas asli tersebut adalah bukti tentang kebenaran Islam, yang walau begitu ditanggapi oleh sinis dari berbagai pihak.
Bahkan pihak Kristen lewat berbagai jamaatnya menyatakan bahwa Kitab Barnabas tersebut diragukan keotentikannya.
Namun walau begitu pihak Vatikan lebih arif dengan menyatakan telah mengajukan permohonan resmi ke pemerintah Turki untuk membaca dan menganalisa keaslian kitab kontroversial itu.



Para agamawan menyatakan bahwa jika Alkitab Barnabas tersebut terbukti asli, maka akan mengakibatkan rusaknya kredibilitas Gereja, dan akan menimbulkan revolusi agama Nasrani besar-besaran di seluruh Dunia.Tentu saja penemuan ini cukup menarik, sama menariknya dengan penemuan dan fakta sejarah bahwa Benua Amerika pertama kali di temukan oleh para pelaut tangguh Islam.

Wallahu a’lam bish-shawab …

Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah ….
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, …

Agungnya Pintu Maaf Allah Swt


Al-Qur’an membincangkan seputar maaf-memaafkan, ternyata Allah Swt memberikan penjelasan gamblang di dalam firman-Nya. QS Ali Imran (3:133) yang artinya:’’ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa


Allah Swt ingin mengatakan kepada manusia, agar supaya tidak menunda-nunda ketika bertaubat kepada-Nya, oleh karena itu al-Qur’an menggunakan istilah ‘’Wa Sariu’’ yang artinya ber-gegaslah. Sangat rugi sekali, manakala menunda-nunda taubat, karena manusia tidak tahun kapan ajal menjebutnya. 


Dengan taubat itulah, manusia telah mempersiapkan dirinya menjemput kematian. Allah Swt tidak akan pernah menutup pintu maaf, walaupun dosa-dosa manusia itu memenuhi langit dan bumi, tetapi pengampunan-Nya, lebih besar.


Sedangkan, ketika menjelaskan urusan dunia (mencari rejeki), Allah Swt menggunakan istilah ‘’saau’’ yang artinya ‘’ngambah (berjalan) di atas bumi. Makna yang tersirat dalam istilah tersebut ialah, bahwasanya manusia ketika mencari rejeki itu tidak bolehngoyo (berdarah-darah) sehingga kadang melupakan tuhannya.
 Wajar, jika kemudian Allah Swt berfirman, yang artinya:’’ Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah (al-Intisyar) kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. Allah Swt mengingatkan, agar supaya mencari rejeki-Nya, itu juga harus dibarengi dengan menyebut nama-Nya. Dan sebaik-baik, dzikir ialah mengingat Allah Swt lewat sholat berjamaah.
Logikanya, kalau manusia merasa bersalah harus segera minta maaf kepada Allah Swt dengan sesungguhnya tanpa menunda-nunda. Sementara, jika mencari dunia, tidak boleh ngoyo (berdarah-darah) dan boleh menyebar dimana saja tidak terbatas oleh tempat, tetapi dengan catatan tidak meninggalkan perintah-Nya. 

Ketika dikumandangkan suara Adzan, segera bergegas menuju masjid terdekat untuk melaksanakan sholat. Atau sholat ditempat bekerja, diusahakan berjamaah. Sebab, dengan jamaah, nilai pahala di sisi Allah Swt semakin besar, dan rejeki semakin berkah.

Adapapun ketika menjelaskan tentang berbuat baik, seperti; membantu fakir miskin, anak yatim, atau ibadah-ibadah sunnah lainya, Allah Swt lebih suka menggunakan istilah’’ Fastabiqu al-Khoirat’’ yang artinya berlomba-lomba dalam urusan kebajikan. QS al-Baqarah (2:148) yang artinya:’’Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). 

Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah Swt menginginkan, agar supaya manusia berlomba-lomba berbuat kebaikan, dengan tidak menunda-nunda, karena sesunguhnya menunda itu salah satu perbuatan tercela.

Ketika diberikan harta benda yang cukup, berlomba-lombalah bersedekah, dan mengunakan harta itu untuk ber-ibadah mendekatkan diri kepada Allah Swt. Jangan sampai, harta itu jutru menjadikan manusia lalai terhadap tuhan. Jangan sampai ketika tuhan mencabut kekayaan itu lantas mengatakan:’’ seandainya saya waktu itu menunaikan ibadah haji, seandainya waktu itu saya gunakan utuk membangun masjid dll…’’tetapi itu semua tinggalah penyesalan belaka. Oleh karena itu, ketika dalam urusan kebaikan, Allah Swt menggunakan istilah ‘’berlomba dalam kebaikan’’dalam istilah Jusuf Kalla’’ lebih cepat lebih baik’’.

Dan ketika Allah Swt menjelaskan makna saling memaafkan, ternyata Allah Swt ingin agar manusia itu memaafkan orang yang pernah berbuat salah. Di dalam istilah al-Qur’an ‘’Aafina Ani al-Naas’’ sebagaimana penjelesan QS Ali Imran (3:134) yang artinya:’’ (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. 

Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Al-Qur’an menjelaskan bahwa manusia yang pemaaf itu sangat mulai, karena ini cerminan dari ahlak Nabi Saw yang selalu mampu memanaj nafsu amarahnya, dan tidak pernah menolak setiap orang yang meminta maaf. Sebesar apa-pun kesalahan yang dilakukan terhadap dirinya, Nabi Saw selalu tersenyum. Dalam kondisi susah dan senang, Nabi Saw selalu memberikan apa yang dimiliki kepada orang yang membutuhkan.

Kebenaran Hadis Nabi : Larangan Pria memakai Emas


Satu lagi, “Bukti keilmiahan hukum-hukum Islam dan Sunnah Nabi kita Muhammad SAW”. Perlu diketahui hukum logam mulia atau EMAS, yaitu: Dari Abu Musa,Rasulullah SAW bersabda, Emas dan sutra dihalalkan bagi para wanita ummatku, namun diharamkan bagi para pria. (HR.An-Nasai dan Ahmad).

HR abu daud dan an nasai dari Ali RA : Aku pernah meliha rasulullah SAW mengambil kain lalu meletakkannya di tangan kanannya dan emas di tangan kirinya, kemudia beliau berkata “ Kedua hal ini adalah haram bagi laki-laki dari umatku“.
Syaikh Dr. Shalih Al Fauzan berkata, Lelaki diharamkan memakai campuran emas, tidak boleh memakai kacamata, pena, jam tangan yang ada campuran emas-nya. Intinya, tidak diperbolehkan berhias dengan emas secara mutlak.
“Barangsiapa dari umatku mengenakan emas kemudian dia mati masih dalam keadaan mengenakannya maka ALLAH mengharamkan baginya emas di surga. Dan barangsiapa dari umatku yang mengenakan sutera kemudian dia mati masih dalam keadaan mengenakannya maka ALLAH mengharamkan baginya sutera di surga.”( HR. Ahmad)
Ditinjauan dari sisi ilmiah atau analisa medisnya, Para ahli fisika telah menyimpulkan bahwa atom pada emas mampu menembus ke dalam kulit dan masuk ke dalam darah manusia, dan jika kita (para pria) mengenakan emas dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu yang lama, maka dampak yang ditimbulkan yaitu di dalam darah dan urine akan mengandung atom emas dalam prosentase yang melebihi batas (peristiwa ini juga dikenal dengan sebutan “migrasi emas”). Dan apabila hal ini terjadi,maka akan mengakibatkan penyakit.
Alzheimer adalah suatu penyakit di mana orang tersebut kehilangan semua kemampuan mental dan fisik serta menyebabkan kembali seperti anak kecil. Zheimer bukan penuaan normal, tetapi merupakan penuaan paksaan atau terpaksa. Dan mengapa Islam membolehkan wanita untuk mengenakan emas? Karena perlu dicatat bahwa wanita tidak menderita masalah ini karena setiap bulan, partikel berbahaya tersebut keluar dari tubuh wanita melalui haid (datang bulan).

Fakta dan Mukjizat Al-Qur’an, Sesak Nafas di Ketinggian



“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” QS Al-An’am [6]: 125

Formasi atmosfer sebelumnya tidak diketahu sampai Pascal membuktikan keberadaannya pada 1648. Ia membuktikan bahwa tekanan udara berkurang ketika kita pergi ke tempat yang lebih tinggi di atas permukaan laut.
Belakangan diketahui bahwa udara di lapisan bawah atmosfer lebih padat. Sekitar 50% dari massa udara terletak antara permukaan bumi hingga 20.000 meter di atas permukaan laut, dan 90% terletak antara permukaan bumi hingga 50.000 meter di atas permukaan laut.
Oleh karena itu, kerapatan udara berkurang secara vertikal hingga mencapai paling tekanan terendah di lapisan yang paling tinggi dari atmosfer, sebelum benar-benar menghilang di luar angkasa.
Ketika manusia berjalan lebih dari 10.000 meter di atas permukaan laut, hal itu tidak menyebabkannya berada dalam masalah serius, karena sistem pernafasan dapat mengatasi ketinggian 10.000 hingga 25.000 kaki di atas permukaan laut.
Akan tetapi jika seseorang masuk ke luar angkasa, jumlah penurunan tekanan dan oksigen menyebabkan penutupan dada dan dyspnea (sesak napas). Kemudian, proses pernapasan menjadi sulit karena kekurangan oksigen dan sistem pernapasan sepenuhnya gagal, sehingga menyebabkan kematian.
Sudah lazim diketahui bahwa berbagai informasi tentang lapisan atmosfer tidak dikenal pada saat Alquran diturunkan. Akibatnya, tekanan rendah dan penurunan oksigen —sesuatu yang diperlukan untuk kehidupan manusia— di lapisan yang lebih tinggi juga tidak diketahui.
Orang-orang pada waktu itu tidak mengetahui fakta-fakta ini. Sebaliknya, mereka percaya bahwa setiap kali seseorang menaiki tempat yang lebih tinggi, maka dia akan merasa lebih tenang dan bahagia serta bisa menikmati angin.
Ayat mulia ini jelas menunjukkan dua fakta yang telah hanya ditemukan akhir-akhir ini oleh ilmu pengetahuan modern.
Pertama adalah dyspnea yang terjadi jika seseorang berjalan lebih tinggi di lapisan atmosfer karena kekurangan oksigen dan penurunan tekanan udara.
Kedua adalah kesusahan napas yang mengarah pada kematian terjadi ketika seseorang berjalan lebih dari 30.000 meter di atas permukaan laut. Hal ini disebabkan oleh penurunan drastis tekanan udara dan kekurangan oksigen secara ekstrem.
Yang penting untuk dicatat adalah keajaiban pemilihan kata yashsha’adu (menaiki) yang menunjukkan suatu kondisi yang sulit dan menggambarkan rasa sakit dan penderitaan yang menyertainya. Ini merupakan indikasi pasti bahwa Al-Qur’an ini benar-benar bersumber dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Mengenal.

Isyarat Umur Bumi dalam Al-Qur'an




Sungguh mulia kata-kata dalam Al-Qur'an. Tidak hanya arti kata-katanya yang tinggi,
penggunaan bahasa yang tepat, kata-kata dalam Al-Qur'an juga tersusun dalam susunan
 sistematis dan cermat. Satu contoh dari sekian banyak contoh adalah isyarat Al-Qur'an
dalam menjelaskan umur bumi serta alam semesta ini. Bagaimanakah Al-Qur'an menceritakan
tentang perihal tersebut tersebut ? dan bagaimanakah sistematika rinciannya ?

Seperti kita ketahui bersama bahwa Al-Qur'an merupakan firman Allah SWT. yang mulia.
 Dalam Al-Qur'an Allah SWT. tidak pernah menyebut kata 'bumi' lebih dulu dari pada
'langit' dalam setiap firman-Nya, Allah SWT. selalu menyebut kata 'langit' lebih
 dahulu dari 'bumi'. Seperti pada contoh firman di bawah ini :

"Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam
 enam masa, kemudian Dia berkuasa di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya
seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak
 memperhatikan?" (QS. Al-Sajdah 32:4)

Katakanlah, "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua
masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb
 semesta alam" (QS. Al-Fushshilat 41:9)




Itu adalah satu firman dari banyak firman Allah SWT. dalam Al-Qur'an yang memposisikan
 kata 'langit' sebelum 'bumi'. Lalu, mengapa Allah selalu mendahului kata' langit' dari
 pada 'bumi' dalam setiap firman-Nya? ternyata setelah tim MoslemHytech menelusuri dan
 mengaitkan antara fakta dengan Al-Qur'an, maka tim MoslemHytech menemukan keterkaitan
yang sangat mengejutkan sekaligus membuat takjub. Betapa tidak, ternyata menurut
penelitian ilmuwan, umur alam semesta atau disebut 'langit' dalam bahasa Al-Qur'an
memang lebih 'tua' dari bumi. Berikut rinciannya.

Analogi : Allah SWT. menciptakan langit dan bumi dalam enam masa (QS.Al-Sajdah 32:4),
 serta menciptakan bumi sebagai tempat tinggal dalam dua masa (QS. Fushshilat 41:9).
 Menurut para ahli Geologi, meninjau dari batuan meteorit tertua, perkiraan umur bumi
adalah sekitar 4,56 × 109 tahun. Kembali ke Al-Qur'an jika umur langit 6 masa dan umur
 bumi 2 masa, maka perbandingannya adalah 6 : 2 = 3 : 1, jadi umur alam semesta dapat
kita cari dengan cara yaitu 4,56 × 109 × 3 = 13,68 × 109tahun. Itu adalah perhitungan
umur umur alam semesta atau 'langit' versi Al-Qur'an.

Fakta :  Versi sains modern menyatakan tentang sebuah teori bernama Big Bang yang
menyebutkan bahwa umur alam semesta 13,7  × 109 tahun. Angka tersebut hampir mendekati
 angka perkiraan umur alam semesta versi Al-Qur'an. Subhanallah, apakah ini suatu kebetulan ?

Terdapat selisih 20 juta tahun antara perhitungan sains modern dengan Al-Qur'an.
Namun, perbedaan ini bukanlah menjadi suatu selisih yang signifikan. Dan kita bisa
menyimpulkan bahwa Al-Qur'an merupakan sumber kajian dan pedoman yang sangat Akurat.
Wallahu'alam Bissawab

 - See more at:
 http://muslimina.blogspot.com/2013/11/isyarat-umur-bumi-dalam-al-quran.html#sthash.ZfeusKQZ.dpuf

Sungguh mulia kata-kata dalam Al-Qur'an. Tidak hanya arti kata-katanya yang tinggi,
 penggunaan bahasa yang tepat, kata-kata dalam Al-Qur'an juga tersusun dalam susunan
sistematis dan cermat. Satu contoh dari sekian banyak contoh adalah isyarat Al-Qur'an
dalam menjelaskan umur bumi serta alam semesta ini. Bagaimanakah Al-Qur'an menceritakan
 tentang perihal tersebut tersebut ? dan bagaimanakah sistematika rinciannya ?

Seperti kita ketahui bersama bahwa Al-Qur'an merupakan firman Allah SWT. yang mulia.
 Dalam Al-Qur'an Allah SWT. tidak pernah menyebut kata 'bumi' lebih dulu dari pada
'langit' dalam setiap firman-Nya, Allah SWT. selalu menyebut kata 'langit' lebih dahulu
 dari 'bumi'. Seperti pada contoh firman di bawah ini :

"Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam
masa, kemudian Dia berkuasa di atas 'Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang
penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"
(QS. Al-Sajdah 32:4)

Katakanlah, "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa
 dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam"
 (QS. Al-Fushshilat 41:9)

Itu adalah satu firman dari banyak firman Allah SWT. dalam Al-Qur'an yang memposisikan kata
'langit' sebelum 'bumi'. Lalu, mengapa Allah selalu mendahului kata' langit' dari pada 'bumi'
 dalam setiap firman-Nya? ternyata setelah tim MoslemHytech menelusuri dan mengaitkan antara
fakta dengan Al-Qur'an, maka tim MoslemHytech menemukan keterkaitan yang sangat mengejutkan
sekaligus membuat takjub. Betapa tidak, ternyata menurut penelitian ilmuwan, umur alam semesta
 atau disebut 'langit' dalam bahasa Al-Qur'an memang lebih 'tua' dari bumi. Berikut rinciannya.

Analogi : Allah SWT. menciptakan langit dan bumi dalam enam masa (QS.Al-Sajdah 32:4),
 serta menciptakan bumi sebagai tempat tinggal dalam dua masa (QS. Fushshilat 41:9). Menurut
para ahli Geologi, meninjau dari batuan meteorit tertua, perkiraan umur bumi adalah sekitar
 4,56 × 109 tahun. Kembali ke Al-Qur'an jika umur langit 6 masa dan umur bumi 2 masa, maka
perbandingannya adalah 6 : 2 = 3 : 1, jadi umur alam semesta dapat kita cari dengan cara yaitu
 4,56 × 109 × 3 = 13,68 × 109tahun. Itu adalah perhitungan umur umur alam semesta atau 'langit'
 versi Al-Qur'an.

Fakta :  Versi sains modern menyatakan tentang sebuah teori bernama Big Bang yang menyebutkan
bahwa umur alam semesta 13,7  × 109 tahun. Angka tersebut hampir mendekati angka perkiraan
umur alam semesta versi Al-Qur'an. Subhanallah, apakah ini suatu kebetulan ?

Terdapat selisih 20 juta tahun antara perhitungan sains modern dengan Al-Qur'an. Namun,
perbedaan ini bukanlah menjadi suatu selisih yang signifikan. Dan kita bisa menyimpulkan
bahwa Al-Qur'an merupakan sumber kajian dan pedoman yang sangat Akurat.

Wallahu'alam Bissawab – Sumber : http://muslimina.blogspot.com