Studi modern memberi bukti penting bahwa atmosfer pada sabuk Allen memainkan peran penting dalam melestarikan dan mempertahankan kehidupan. Atmosfer menjaga suhu cuaca di sekitar rentang normal.
Untuk memikirkan betapa besar nikmat ini, kami mengambil bulan
sebagai contoh; suhu satu sisi bulan adalah lebih dari seratus derajat,
sementara suhu di sisi lain adalah 100 derajat di bawah nol. Planet
terdekat dengan matahari mengalami masalah yang sama.
Sebagian besar planet tidak memiliki atmosfer, atau atmosfer yang kurang kepadatannya, sehingga sebagai akibatnya mereka menjadi sasaran meteor berat, ledakan energi destruktif dari matahari dan radiasi yang dipancarkan dari matahari dan bintang lainnya.
Sebagian besar planet tidak memiliki atmosfer, atau atmosfer yang kurang kepadatannya, sehingga sebagai akibatnya mereka menjadi sasaran meteor berat, ledakan energi destruktif dari matahari dan radiasi yang dipancarkan dari matahari dan bintang lainnya.
Semua planet terhujani meteor kecuali bumi, kecuali beberapa kali
saja, dan biasanya sangat kecil yang menembus atmosfer yang mencegah
banyak mencapai bumi. Namun, jika sebuah objek cukup besar maka ia dapat
tetap meluncur melalui atmosfer.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh sebuah meteorit (sebuah benda yang
menyerang bumi) tergantung pada ukuran awal. Obyek dengan rentang ukuran
10-100 m dapat menghasilkan kehancuran mirip dengan ledakan atom. Efek
kerusakan sangat parah, menghancurkan bangunan, dan bahan yang mudah
terbakar menyebabkan api meluas.
Radius efeknya bervariasi tergantung pada ukuran dan komposisi dari
obyek, tapi setidaknya berjarak 10 km. Peristiwa Tunguska pada tahun
1908 di Siberia diduga akibat sebuah objek dengan ukuran sekitar 60 m.
Ia menyebabkan pohon-pohon radius 20 km rata dengan tanah, dan
pohon-pohon radion 40 km rusak.
Obyek dengan volume sekitar 10 m menyerang bumi kira-kira sekali
dalam satu dekade. Untungnya, hanya benda padat yang mengandung besi,
yang mendarat di bumi. Sementara sebagian besar objek dengan ukuran
seperti ini meledak di atmosfer sehingga tidak ada efek (selain mungkin
suara keras) di bumi. Obyek dengan ukuran yang sedikit lebih besar
darinya diperkirakan menghantan bumi beberapa kali dalam milenium atau
sekitar setiap 100 -200 tahun.
Obyek dengan diameter 100 m – 1 km bisa menyebabkan kerusakan parah
pada kawasan regional, atau sebesar benua. Jika benda tersebut
menyerang bumi, mereka hampir pasti menghasilkan kawah, memicu samudra
untuk menghasilkan gelombang pasang yang sangat besar.
Sebuah objek dengan ukuran 150 m. dapat menghasilkan kawah
berdiameter 3 km, selimut ejecta berdiameter 10 km diameter, dan
memperluas zona kehancuran lebih jauh keluar. Benda dengan ukuran 1 km
menimbulkan zona kehancuran yang mungkin seluas satu negara. Korban
tewas bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta. Impactor dengan ukuran 1
km bisa menimbulkan dampak global, termasuk pendinginan global yang
disebabkan oleh sejumlah besar debu di atmosfer.
Perkiraan dari catatan geologi menunjukkan bahwa kawah terbentuk di bumi kira-kira sekali dalam tiap 5.000 tahun. Obyek dengan ukuran 1-10 km dapat menyebabkan efek global parah (kepunahan spesies).
Dampak pada 65 juta tahun yang lalu akibat sebuah objek dengan
diameter 5 – 10 km diperkirakan menjadi penyebab—sebagian atau
seluruhnya—kepunahan setengah hidup spesies hewan dan tanaman pada waktu
itu, termasuk dinosaurus. Kawah yang ditimbulkan menjadi 10-15 kali
lebih besar daripada benda itu sendiri. Kegagalan panen di seluruh dunia
akibat debu yang diterbangkan ke atmosfir dapat membahayakan peradaban.
Jadi, benda dengan ukuran lebih besar dari itu bisa membuat spesies
manusia punah. Frekuensi hantaman benda-benda meteor ke bumi dapat
dianalisa dari geologi dan catatan paleontologis. Benda dengan rentang
ukuran yang terakhir diperkirakan terjadi kira-kira setiap 300.000
tahun. Sedangkan obyek dengan ukuran lebih dari itu terjadi sekitar
setiap 10 juta tahun.
Atmosfer juga mencegah suhu fatal alam semesta (kira-kira 270 di
bawah nol) agar tidak mencapai bumi. Ia juga mencegah radiasi fatal yang
dipancarkan dari matahari dan bintang-bintang yang dapat menghancurkan
sel hidup.
Menariknya, atmosfer hanya membiarkan sinar yang tak berbahaya dan
bermanfaat, seperti sinar ultraviolet dan gelombang radio. Semua radiasi
ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar ultraviolet, yang hanya
sebagiannya lolos atmosfer, sangat penting bagi fotosintesis tanaman dan
bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup.
Energi yang dilepaskan dalam sebuah ledakan Matahari begitu kuat
sehingga pikiran manusia tidak akan memahaminya: Sebuah ledakan tunggal
setara dengan 100 milyar bom atom yang serupa dengan yang dijatuhkan di
Hiroshima. Dunia ini dilindungi dari efek destruktif energi ini dengan
atmosfer dan Sabuk Van Allen.
Dr. Hugh Ross berkata tentang peran penting Sabuk Van Allen bagi
kehidupan kita: “Bumi ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara
planet-planet lain di tata surya kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur
nikel dan besi inilah yang menyebabkan keberadaan medan magnetnya yang
besar. Medan magnet ini membentuk lapisan pelindung berupa radiasi
Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi dari luar angkasa.
Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan mungkin
dapat berlangsung di Bumi.
Satu-satunya planet berbatu lain yang berkemungkinan memiliki medan
magnet adalah Merkurius – tapi kekuatan medan magnet planet ini 100
kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar kita, tidak
memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah
rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi.
Al-Qur’an Al-Karim lebih dari 14 abad yang lalu, sebelum lahir ilmu
pengetahuan modern, telah menyinggung fakta-fakta yang mengagumkan ini.
Allah berfirman di dalam Al-Qur’an,
(eramuslim)“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.” (QS Al-Anbiya’ [21]: 32)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar