Minggu, 27 Oktober 2013

Jilbab adalah Kebebasan



Kesalahpahaman Terhadap Islam

Dalam pidato yang disampaikan dr. Zakir Naik di Singapura, beliau menjelaskan 20 permasalahan (kesalahpahaman) yang biasanya diajukan kepada Islam.
Jilbab membatasi kebebasan Muslimah
http://snipsnap.org/space/kingwong/nun.jpg
Sayangnya komentar tersebut tidak berlaku untuk suster (biarawati) yang mengabdi di gereja. Kesalahpahaman tersebut hanya ditujukan kepada Muslimah untuk membuat keraguan di dalam syariat Islam. Sehingga komentar tersebut bertandar-ganda.
(gambar disamping: seorang biarawati mengenakan pakaian tertutup guna memenuhi kewajiban dari Tuhannya)
Perintah jilbab di dalam Al-Qur’an adalah untukperlindungan, karena secara alamiah wanita dihiasi dengan kecantikan dan keindahan. Apabila kecantikan yang dimillikinya diekspos/dipertontonkan untuk umum, maka dapat mengundang resiko.

Sebuah contoh diajukan oleh dr. Zakir Naik; dua orang wanita berjalan di pertokoan Singapura, yang satu Muslimah dengan jilbab dan gaun yang tertutup, sedangkan lainnya wanita bergaya seksi ala Barat dengan rok-mini. Di depan mereka seorang laki-laki hidung belang yang ingin menggoda wanita. Pertanyaannya siapa yang paling ingin digoda oleh laki-laki hidung belang tersebut?
Jawaban masuk akalnya tentu yang seksi, karena secara alamiah laki-laki menyukai kecantikan. Maka jilbab telah memberikan perlindungan berupa pencegahan terhadap kejahatan seksual bagi para Muslimah.

Dalam tambahannya dr. Zakir mengungkap bahwa Qur’an tidak hanya memerintahkan Muslimah untuk menutup aurat, melainkan juga Muslim. Bahkan dalam ayat yang berisi perintah untuk menutup aurat kepada Mukminah didahului dengan ayat yang memerintahkan kepada Mukmin untuk menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluannya.

Mudah-mudahan dengan penjelasan ini non-Muslim yang benar-benar ingin belajar tentang Islam mendapatkan hidayah untuk memahami dengan kebenaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar